Perbincangan mengenai kecerdasan buatan (AI) seringkali memunculkan gambaran seperti dalam film Terminator, yaitu dunia yang dikendalikan oleh robot super cerdas. Padahal, AI juga bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat—contohnya memprediksi pemenang reality show di TV.
Baru-baru ini, staf Alibaba menyiapkan AI rancangan mereka untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemenang I’m a Singer musim ini, acara realitas yang begitu digandrungi di Cina.
Dengan menganalisis sekumpulan big data, AI ini diharapkan dapat mengetahui opini para juri sebelum mereka mengatakannya langsung—dan menentukan siapa pemenang acara tersebut.
Kita sedang membicarakan data super besar
Sepintas, cara kerja AI Alibaba mirip dengan cara analisis berbasis Twitter, yang pernah digunakan untuk memprediksi pemenang politik, perubahan pasar saham, dan hal-hal lainnya berdasarkan kicauan para pengguna media sosial.
Menggunakan kemampuan AI untuk menganalisis jaringan media sosial agar bisa memprediksi sesuatu bukanlah hal yang baru—hal semacam ini juga pernah dilakukan oleh beberapa startup kecil.
Namun, jika mempelajari pendapat dan diskusi di jagat maya—yang mungkin dapat meramalkan bagaimana seorang calon bisa menang berdasarkan pemungutan suara—AI milik Alibaba juga diharapkan mampu menandingi komentar para juri.
Menurut penuturan Alibaba, teknologi rancangan mereka dapat menilai kualitas vokal si penyanyi, lagu membandingkan hal tersebut dengan faktor lainnya seperti pemilihan lagu dan respons penonton setiap menitnya.
AI ini akan menghimpun informasi selama malam puncak I’m a Singer, dan akan menampilkan hasilnya untuk dibandingkan dengan penilaian juri manusia.
Ada banyak data yang dilibatkan di sini. Bahkan terlampau banyak. Sehingga agak aneh rasanya memanfaatkan teknologi secanggih ini untuk memprediksi hasil sebuah program reality show, alih-alih untuk hal yang lain yang lebih bermanfaat seperti memprediksi pasar saham atau cuaca. Namun, tujuan prediksi ini memang sebagai demonstrasi.
AI bernama “Ai” yang dirancang oleh anak perusahaan cloud computing Alibaba ini diharapkan dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih aktual, mulai dari prediksi tren sosial hingga asisten pribadi.
Proyek ini dipimpin oleh Dr. Min Wanli, kepala ilmuwan AI di Alibaba Cloud, yang telah bergabung sejak 2013. Sebelumnya ia pernah mengadakan penelitian di IBM TJ Watson Research Center—tempat lahirnya AI Watson. Sama halnya seperti Ai, Watson juga pernah terlibat dalam acara TV.
Bisa jadi suatu hari nanti AI milik Alibaba akan beradu dengan AlphaGo rancangan Google dalam sebuah permainan. Mungkin seperti itulah kiamat yang digambarkan oleh film Terminator bermula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar