Sewaktu masih anak-anak, mungkin kita tidak bercita-cita menjadi seorang manajer — karena memang astronaut, dokter, polisi, dan tentara terlihat jauh lebih menarik di mata anak-anak.
Jika kamu memang merasa bahwa tugas manajerial adalah panggilan karier terbesarmu, kamu perlu mempertimbangkan berbagai hal. Meski jabatan “bos” memungkinkanmu untuk mendapatkan berbagai manfaat menarik, peranan manajer juga akan memaksamu untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan, tanggung jawab, dan serta berbagai pengambilan keputusan.
Sebelum kamu memutuskan untuk menjadi seorang manajer, kamu perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut.
Apa kamu menyenangi rapat?
Sebenarnya rapat hanyalah sebuah aktivitas yang melengkapi rutinitas sehari-harimu di kantor. Dengan rapat, kita bisa melakukan koordinasi dengan bagian lain untuk penyelesaian tugas. Tetapi kadang kala, terlalu banyak rapat justru akan mengganggu pekerjaanmu sehari-hari karena mengambil waktu kerjamu yang berharga.
Menjadi seorang manajer, berarti kamu harus siap untuk menghadapi lebih banyak rapat. Apabila kamu adalah seseorang yang mampu untuk mengatur jadwal kerjamu yang penuh dengan pekerjaan dan rapat, kamu memiliki satu kelebihan yang membawamu dekat dengan role seorang manajer.
Tetapi apabila kamu tidak dapat mengatur waktu antara meeting dengan pekerjaan, sepertinya kamu patut berpikir berkali-kali sebelum memutuskan untuk terjun ke bidang manajerial ini.
Apakah kamu senang untuk mengajar atau melatih?
Tidak ada yang lebih menyenangkan dibanding dengan melihat tim yang berkembang pesat dan sukses menyelesaikan pekerjaan mereka — terutama jika kamu mengambil peranan dalam kesuksesan mereka. Ketika kamu berhasil melatih seseorang yang awalnya malu-malu ketika bertemu klien hingga mereka akhirnya sukses menutup sebuah deal bernilai miliaran, hal ini adalah sebuah pencapaian tersendiri, baik untukmu maupun untuk karyawan yang telah bekerja sama denganmu.
Sebagai seorang mentor, pencapaian inilah yang membuat seorang manajer senang untuk melakukan pekerjaan mereka dalam memaksimalkan potensi anggota tim. Tetapi sayangnya, hal ini tidak berlaku untuk semua orang. Apabila kamu adalah tipe orang yang lebih peduli terhadap hasil pekerjaan yang kamu lakukan ketimbang membagikan ilmu yang kamu punya pada tim sepanjang hari, mungkin role manajer tidak — atau belum — cocok untukmu.
Bagaimana kemampuanmu menyampaikan saran?
Salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh seorang manajer adalah kemampuannya untuk dapat memberikan saran kepada karyawan mereka. Dan tidak hanya basa-basi seperti, “Terima kasih ya atas kontribusinya dalam proyek kemarin…” Seorang manajer harus mampu untuk memberikan sebuah saran yang bersifat konstruktif, yang akan membantu karyawan untuk meningkatkan kualitas diri mereka. Hal ini juga nantinya akan berdampak kepada cara pandang mereka terhadap kamu.
Siapa pun nantinya karyawan yang akan berada di bawah pengelolaanmu, nantinya mereka akan mencarimu untuk mendapatkan panduan serta saran demi perkembangan kemampuan mereka. Persiapkan dirimu, karena mungkin saja ada beberapa di antara mereka yang akan membutuhkan tenaga serta kesabaran ekstra darimu untuk mengembangkan potensi mereka.
Apabila kamu merasa bahwa kamu bisa memberikan saran serta kritik demi peningkatan kualitas anggota tim, kamu sudah selangkah lebih siap untuk menjadi seorang manajer. Tetapi apabila kamu adalah pribadi yang kurang menyenangi kritik, mungkin tugas manajemen bukan untukmu.
Apakah konflik membuat nyalimu ciut?
Ada beberapa orang yang justru menghindari sebuah konflik. Sifat seperti ini terasa kurang ideal bila ada di dalam diri seorang manajer — yang cepat atau lambat pasti akan menghadapi konflik di dalam tim. Jadi, ketika suatu hari kamu berencana untuk menjadi seorang manajer, persiapkan dirimu untuk menjadi garda terdepan yang akan memberikan solusi ketika berbagai konflik mulai meletup di dalam tim.
Kemampuanmu menghadapi konflik tidak hanya akan berguna di dalam tim. Ketika sedang menangani klien yang bermasalah, kamu juga akan memiliki bekal untuk menanganinya tanpa ada kesulitan. Karier manajerial mungkin cocok untuk menjadi pilihanmu. Tetapi apabila kamu cenderung menjauh ketika ada konflik, jangan coba-coba untuk mengajukan dirimu kepada jabatan manajerial.
Apa kamu Si Baik atau Si Jahat?
Akan datang saatnya ketika kamu akan diperhadapkan pada sebuah pilihan. Apakah kamu akan menjadi Si Baik? Atau Si Jahat?
Seorang manajer tetap akan melaporkan aktivitas yang terjadi di dalam tim atau perusahaan kepada atasannya. Ini berarti keputusan yang terjadi kadang kala tidak selamanya sesuai dengan apa yang telah diputuskan manajer.
Sebagai contoh, ketika kamu sebagai manajer sedang merayakan keberhasilan tim yang mampu mencapai target bulan ini, kamu mengajak tim untuk makan-makan. Tetapi tiba-tiba ada telepon masuk dari bos besar, yang mengabarkanmu bahwa ada PHK besar-besaran di departemen lain.
Tidak mungkin kamu akan tetap mengadakan perayaan tersebut sementara di departemen lain sedang ada kedukaan. Walaupun kamu sedang berada di dalam keriaan perayaan, mau tidak mau kamu harus mengakhirinya — yang mungkin saja berujung pada kekecewaan anggota tim kamu.
Sebagai manajer, selain menyampaikan kabar gembira pada karyawan (seperti promosi jabatan, naik gaji, dan lain-lain), kamu juga harus mampu untuk menyampaikan kabar yang kurang menyenangkan. Pendek kata, menjadi seorang manajer itu adalah pekerjaan yang tangguh, membingungkan, dan melelahkan.
Jika salah satu atau beberapa hal di atas membuatmu gentar, sepertinya kamu harus memikirkan kembali kariermu untuk menjadi seorang manajer di dalam tim. Tetapi jika kamu yakin bahwa dirimu dapat menjadi seseorang yang membawa dampak besar dalam diri anggota timmu, tidak ada salahnya untuk mencoba jenjang karier yang lebih tinggi dengan menjadi seorang manajer.
Apakah kamu mengetahui hal lain yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk menjadi seorang manajer? Bagikan kepada kami di kolom komentar!
Sumber: The Muse
Tidak ada komentar:
Posting Komentar