Sejak kecil hingga dewasa kita sering kali berimajinasi tentang pahlawan dan penjahat dalam film sci-fi. Kita menginginkan semua yang terpampang dalam film itu, mulai dari komputer yang dapat berbicara, robot auto-pilot, hingga kendaraan-kendaraan futuristik.
Hal-hal yang dulu hanya bisa kamu temui di cerita fiksi, kini semakin nyata berkat adanya perkembangan artificial intelligence (AI). Pelan tapi pasti, imajinasi yang awalnya hanya ada di benak kita mulai hadir dalam kehidupan sehari-hari dan mengubah masa depan.
Masa depan manusia dengan AI
Pengembangan dan kemampuan AI telah terlihat dari munculnya mobil tanpa pengemudi, asisten virtual, hingga chatbot yang dapat mempelajari kebiasaan manusia. Di masa depan, AI akan terus berkembang pesat dan mulai menjangkau berbagai industri.
Teknologi AI semakin ramai dibahas dalam berbagai diskusi teknologi di seluruh dunia. Menurut sebagian orang, pekerjaan sehari-hari seperti kasir, operator telepon, pengendara truk, dan lainnya berpotensi tergantikan oleh AI. Batas antara pekerja kerah biru (blue-collar) dan kerah putih (white-collar) kian samar karena AI menghadirkan revolusi pada berbagai pekerjaan tersebut.
Pekerjaan manusia yang berpotensi tergantikan seluruhnya oleh robot masa depan memang terdengar menyeramkan. Tetapi, sebagian lain berpendapat bahwa AI juga akan menciptakan lebih banyak pekerjaan jangka panjang di masa depan, terutama Asia di mana banyak bakat muda yang menjanjikan.
AI di Asia
Asia menjadi sasaran empuk untuk penerapan AI. Bank seperti UBS, memprediksi industri AI di Asia dari 2015 sampai 2020 akan tumbuh hingga 20 persen CAGR (Compound Annual Growth Rate), dengan nilai mencapai US$12,5 miliar (sekitar Rp169 triliun).
Prospek yang cemerlang tersebut disebabkan karena lonjakan jumlah data yang diolah di wilayah ini, pengembangan prosesor komputer yang lebih terjangkau, dan tersedianya bakat-bakat muda di seluruh benua ini.
Generasi muda di Asia terlihat sudah memahami fungsi dan efek AI dalam hidup mereka. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Microsoft, terdapat 39 persen responden yang mempertimbangkan untuk menggunakan mobil tanpa pengemudi dan 36 persen lainnya setuju bahwa robot masa depan dengan software untuk beroperasi mampu meningkatkan produktivitas.
Pemerintah Singapura sendiri telah memanfaatkan teknologi AI. Jumlah data pemerintah Singapura yang dapat diakses oleh publik melonjak sebesar 60 persen sejak 2011.
Para peneliti di China memiliki cara baru untuk memecahkan masalah perbedaan bahasa dalam berkomunikasi dengan memasukkan elemen AI. Mereka memasukkan penerjemahan bahasa secara real-time dalam aplikasi sehari-hari seperti Skype.
India pun tak mau kalah. Negara ini memanfaatkan AI untuk mengatasi kendala perubahan cuaca. Hal ini dapat membantu petani dalam memberikan prediksi serta saran untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Tantangan AI di Asia
Dengan segala potensial yang dimiliki oleh Asia, tak berarti bahwa perjalanan AI mulus-mulus saja. Salah satu kendalanya, Asia tidak memiliki sebuah daerah khusus tempat berkumpulnya raksasa teknologi, seperti Silicon Valley di San Fransisco, Amerika Serikat.
Tempat seperti itu akan meningkatkan kesadaran terkait teknologi ini yang terpusat di satu titik dan mempercepat pengembangan talenta. Wilayah Asia sebenarnya menyimpan banyak bakat cemerlang, sayangnya bakat tersebut tersebar di berbagai tempat.
Perbedaan budaya dan bahasa di wilayah Asia juga menimbulkan tantangan baru. AI, yang menggantungkan diri pada data, akan kewalahan mengolah data yang sangat beragam tersebut.
Contohnya adalah Bahasa Indonesia, yang memiliki bahasa tidak resmi (slang) dalam jumlah yang banyak sehingga pengumpulan serta interpretasi data menjadi agak sulit. Namun, beberapa startup lokal seperti Wit dan Kata.ai telah hadir untuk menjawab tantangan tersebut.
Walaupun kesulitan menghadang, hal ini tak menutup pintu kesempatan untuk mengembangkan teknologi AI di Asia. Meskipun masih berada di tahap awal, AI menyimpan potensi untuk memperbaiki kualitas hidup manusia, apabila didukung oleh pemerintah dan masyarakat.
Pelajari lebih banyak tentang masa depan AI di Asia Tenggara
Kamu dapat menggali lebih banyak info terkait AI dengan menghadiri salah satu panel kami dengan tema “AI di Asia Tenggara” di Tech in Asia Jakarta 2017 pada 1 dan 2 November mendatang. Narasumber dari McKinsey & Company, Google, dan Kata.ai, akan membagikan pengalaman, opini, dan prediksi mereka terkait pengembangan AI di Indonesia dan sekitarnya.
Jika ingin menghadiri panel tersebut, jangan lupa untuk mendaftarkan dirimu di sini ya! Atau, isi detail di bawah ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang konferensi kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar