Di tahun 2020 mendatang, menurut prediksi, akan muncul beberapa tren kecanggihan teknologi yang menggeser peran manusia, perkembangan media komunikasi yang begitu pesat, komunitas yang semakin besar, dan terhubungnya setiap manusia secara global di ranah digital.
Perkembangan teknologi ini akan mengubah cara kita hidup dan bekerja. Beberapa pekerjaan akan hilang dan akan muncul profesi baru yang bahkan saat ini tidak ada.
Seperti yang kita rasakan beberapa tahun belakangan ini, gempuran teknologi “memaksa” terjadinya pergeseran suatu media menyajikan berita, dari media cetak dan elektronik ke media online, hingga kini merambah ke linimasa.
Fenomena tersebut mau tak mau memaksa pelaku industri dan startup untuk terus berinovasi dan jeli melihat peluang pasar agar tidak sampai gulung tikar dan tetap berkembang.
Lalu, bagaimana cara menyiasatinya? Industri membutuhkan beberapa skill sumber daya manusia yang bisa menyesuaikan dengan perubahan teknologi empat tahun ke depan. Inilah 10 skill yang dibutuhkan oleh industri di tahun 2020 berdasarkan prediksi The Future of Jobs, yang dirilis oleh World Economic Forum.
Memecahkan permasalahan yang kompleks
Memecahkan permasalahan yang kompleks merupakan skill yang paling krusial. Untuk melakukannya, kamu membutuhkan perenungan dan uji coba berkali-kali untuk mengetahui keberhasilannya. Kamu juga tidak bisa asal meniru atau mengadopsi sesuatu yang ada untuk diterapkan pada kasusmu. Keterampilan ini biasanya digunakan ketika kita melakukan riset, menjalankan bisnis, dan membuat software.
Skill ini juga menjadi prinsip berdirinya suatu startup. Banyak pelaku startup yang percaya bahwa ketika melihat suatu permasalahan, saat itu pula ada kesempatan membawa perubahan.
Berpikir kritis
Skill dasar yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang ini menjadi hal paling penting yang dibutuhkan dalam banyak pekerjaan. Dengan cara berpikir seperti ini kamu bisa melihat gambaran besar suatu persoalan dan akar masalahnya untuk memutuskan dan membedakan apakah hal tersebut benar atau salah.
Misalnya, sebagai seorang pekerja startup, dengan berpikir kritis kamu bisa melihat kejanggalan atau hal-hal yang tidak masuk akal dalam perusahaanmu. Lalu, kamu bisa memberikan masukan, alasan atau jalan keluar agar perusahaanmu bisa lebih baik.
Kreatif
Di tahun 2020, kreativitas digadang-gadang menjadi skill ketiga yang paling dibutuhkan dalam industri. Dengan adanya kebutuhan produk dan pola pekerjaan baru menuntut pelaku industri lebih kreatif untuk mendapatkan keuntungan dari pesatnya teknologi di masa depan. Mungkin robot dapat membantu kita mendapatkan sesuatu yang lebih cepat, tetapi robot belum tentu bisa menjadi kreatif seperti manusia.
Hal ini juga yang dilirik oleh Ed Catmull beberapa tahun silam dalam mengembangkan Studio Animasi Pixar. Dalam bukunya yang berjudul Creativity Inc, ia menceritakan bagaimana studio miliknya bisa sukses menjadi sebuah perusahaan yang kreatif.
Manajemen manusia
Aset terpenting dalam suatu perusahaan adalah karyawan. Bisnis akan sukses jika mampu mendapatkan pegawai terbaik. Fakta juga menunjukkan bahwa di balik perusahaan yang sukses terdapat manajemen manusia yang baik. Secanggih apa pun strategi bisnis yang ada, tentu tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diimbangi dengan skill pegawainya.
Kualitas manajemen dalam mengelola karyawan kerap menjadi masalah terbesar yang dihadapi startup. Itu sebabnya, mengelola karyawan dengan baik menjadi hal yang sangat penting, terutama bagi leader maupun manajer di suatu perusahaan. Selain itu, pekerja di masa mendatang adalah para generasi millennial, jadi kamu membutuhkan trik khusus untuk menanganinya.
Berkoordinasi dengan orang lain
Bekerja dalam sebuah kelompok menuntut kita untuk bisa bekerja sama. Pasalnya, kemampuan ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh Jan W. Rivkin, dalam tulisannya yang berjudul Why do strategies fail?, bahwa pemimpin yang baik adalah seseorang yang mampu mengoordinasikan orang-orang di dalam tim untuk bekerja bersama-sama menjalankan visi perusahaan.
Kecerdasan emosional
Manusia bukanlah sebuah robot yang dapat dengan mudah diperintah tanpa memiliki empati terhadap sesamanya. Maka tidak mengherankan bila kecerdasan emosional juga dibutuhkan dalam bekerja.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lipat lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang. Melalui kecerdasan emosional seseorang mampu mengelola dirinya dan orang lain, serta bisa berinteraksi secara positif satu sama lain. Dengan cara ini orang tersebut bisa berprestasi, baik sebagai individu maupun tim.
Penilaian dan pengambilan keputusan
Penilaian dan pengambilan keputusan adalah hal krusial dalam pekerjaan. Kadang hal ini terasa sulit, terutama saat kamu harus membuat keputusan yang menentukan hasil akhir.
Misalnya, ketika kamu menjadi CEO startup, ada keadaan yang mengharuskan kamu untuk bertemu banyak orang. Orang-orang inilah yang akan memberikanmu masukan untuk bisnis. Sehingga penting bagimu untuk membedakan mana masukan yang perlu dieksekusi, dan mana yang tidak.
Kamu juga dituntut untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat agar bisnismu tetap berjalan dengan lancar, terutama saat terjadi perubahan eksternal maupun internal.
Berorientasi pada layanan
Salah satu nilai jual suatu produk adalah kualitas layanan bagi konsumen. Cara ini juga bisa menarik pelanggan agar tetap setia dan tidak melirik produk lain. Biasanya skill ini dimiliki oleh seseorang yang memiliki empati dan kooperatif dalam bekerja, yang berdampak bagi reputasi perusahaan, terutama untuk layanan pelanggan.
Hal ini menjadi salah satu tip sukses bagi bisnis di sektor jasa maupun digital. Prinsip ini juga yang sering diaplikasikan sebagai paradigma desain untuk software yang menyasar di bidang jasa.
Negosiasi
Dalam bekerja pastinya sering terjadi perbedaan tujuan tiap individu, hal ini biasanya bisa memicu terjadinya konflik. Tanpa adanya negosiasi, konflik ini akan mengakibatkan ketidakpuasan di salah satu pihak. Maka diskusikan dan bernegosiasilah untuk mencapai kesepakatan bersama.
Bagi seorang founder, memiliki keahlian negosiasi bisa mendorong kesuksesan bisnisnya. Kemampuan negosiasi ini juga menjadi “modal” untuk mendapat suntikan dana awal dari investor.
Fleksibilitas kognitif
Masa depan teknologi yang begitu pesat, akan membawa kita pada masalah yang kompleks dan tak terduga. Sehingga kemampuan fleksibilitas kognitif perlu agar bisa beradaptasi dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Seorang pemimpin sangat penting memiliki skill ini sebagai aset dalam banyak situasi. Dan tentu saja menjadi hal yang kursial saat menjalankan bisnis, terutama untuk percepatan perkembangan startup.
Itulah 10 skill yang dibutuhkan oleh industri agar tetap berkembang di tahun 2020. Kebanyakan skilltersebut adalah keterampilan manusia yang “masih” sulit digantikan oleh kecerdasan buatan seperti robot dan kecanggihan teknologi lainnya.
Selain itu, ulasan di atas bisa menjadi pertimbangan bagi startup maupun industri dalam menjaring talenta yang berkualitas mulai dari sekarang mengingat perkembangan bisnis di ranah ini yang begitu pesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar