Bagi Anda yang ingin bepergian ke luar negeri khususnya di kawasan Asia, selain akomodasi, hal penting lain yang harus diperhatikan adalah transportasi. Sulitnya mendapatkan akses transportasi bisa menghambat rencana perjalanan Anda. Tapi jangan khawatir, ada banyak aplikasi booking taksi yang tersebar di seluruh Asia yang bisa membantu Anda. Tech in Asia merangkum 10 aplikasi booking taksi terbaik di Asia.
1. EasyTaxi
Hong Kong, Mumbai, Jakarta, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Lahore, Islamabad, Karachi, Manila, Cebu City, Singapura, Seoul, Gwangju, Taipei, Bangkok, dan Ho Chi Minh City
Rocket Internet asal Jerman ingin menyaingi aplikasi taksi lokal di Asia dengan EasyTaxi. Aplikasi ini beroperasi secara global, dengan fokus utama di Brazil dan negara-negara Amerika Selatan lainnya. Layanan ini sekarang telah berkembang dengan beroperasi di 16 kota di seluruh Asia.
Didukung oleh dana besar dari Rocket Internet, aplikasi ini ingin menarik supir taksi di banyak kota-kota besar di Asia. Seperti strategi Rocket pada umumnya, perusahaan ini tidak takut merambah ke pasar negara berkembang di mana bahkan hanya ada beberapa pengguna smartphone – seperti di Pakistan.
Aplikasi ini mengenakan biaya untuk jasa jemput di banyak kota, kecuali di beberapa tempat, seperti Singapura.
Di Asia Tenggara dan Asia Timur, aplikasi taksi belum menemui hambatan apapun terkait regulasi, tidak seperti di Eropa, Amerika Serikat, dan bahkan China.
2. GrabTaxi
Kuala Lumpur, Johor Bahru, Singapore, Manila, Bangkok, dan Ho Chi Minh City
Startup Malaysia MyTeksi memiliki ambisi untuk beroperasi di seluruh Asia dengan nama internasionalnya, GrabTaxi. Aplikasi ini sangat mirip dengan EasyTaxi, saingan utama yang dihadapi startup ini di Filipina, Thailand, Singapura, Vietnam, dan negara asalnya. Sejauh ini GrabTaxi mencakup enam kota di wilayah ini.
Aplikasi ini mengenakan biaya tambahan untuk jasa penjemputan; misalnya di Filipina dikenakan biaya sebesar PHP 70 (Rp 18.000). GrabTaxi mendapat pendanaan awal di awal tahun ini untuk membantu upaya ekspansinya.
3. GrabCar
Kuala Lumpur
Mari kita alihkan perhatian sejenak ke aplikasi mobil mewah. GrabCar merupakan bisnis baru dari tim GrabTaxi.
GrabCar sangat mirip dengan Uber (lihat bawah), aplikasi layanan mobil yang telah berkembang pesat di seluruh Asia pada tahun lalu. Awalnya, GrabCar hanya tersedia di Malaysia. etapi startup ini akan berekspansi ke wilayah lain di Asia Tenggara – seperti yang telah dilakukan GrabTaxi.
GrabCar bisa diakses melalui aplikasi GrabTaxi, yang tersedia untuk iOS, Android, Windows Phone, dan BlackBerry OS10.
4a. Uber
Auckland, Bangalore, Bangkok, Beijing, Brisbane, Chennai, Guangzhou, Hong Kong, Hyderabad, Kuala Lumpur, Manila, Melbourne, Mumbai, New Delhi, Seoul, Shanghai, Shenzhen, Singapura, Sydney, Taipei, dan Tokyo
Uber baru-baru ini berekspansi ke Beijing, yang merupakan kota global ke-100 startup asal Amerika ini. Layanan mobil mewah ini sekarang beroperasi di 21 kota di seluruh Asia – Pasifik.
Uber sering digambarkan sebagai pesaing langsung taksi (dan aplikasi taksi) menurut berbagai blog teknologi, tetapi pandangan ini hanya untuk kota-kota yang mempunyai tarif taksi mahal. Sehingga jika berada di sebagian besar negara di Asia, pandangan itu tidak lagi akurat. Jadi meskipun layanan mobil mewah Uber mungkin hanya lebih mahal “antara 15 hingga 30 persen” daripada taksi biasa di Washington DC, layanan UberBlack ini di Asia bisa dua sampai tiga kali lebih mahal dibanding taksi biasa.
Tentu saja, meskipun layanan Uber sangat mahal, masih ada pasar niche yang cukup besar d Asia yakni bagi mereka yang mampu membayarnya.
Uber menghadapi hambatan regulasi di Manila, ibukota Filipina, dimana aplikasi yang terhubung dengan mobil yang tidak diatur menghadapi pengawasan dari pihak berwenang untuk pertama kalinya. Namun di negara lain di Asia, UberBlack tidak menghadapi hambatan.
4b. UberTaxi
Sydney
Sydney adalah satu-satunya daerah operasi UberTaxi di Asia. Aplikasi ini kurang lebih mirip dengan seperti aplikasi taksi pada umumnya – menghubungkan Anda dengan taksi terdekat.
UberTaxi mulai beroperasi di Sydney musim panas lalu, menjanjikan tarif taksi 40 persen lebih murah jika dipesan dan dibayar melalui aplikasi ini. Namun promosi ini sudah berakhir pada bulan April lalu.
5. TaxiWise
Hong Kong
Taxiwise membedakan diri dari para pesaing yang lebih terkenal dengan berfokus pada booking daripada layanan jemput langsung. Itu berarti aplikasi ini tidak banyak membantu jika Anda sudah berdiri di pinggir jalan menunggu sebuah taksi, tapi sangat cocok digunakan jika Anda ingin pergi ke bandara besok atau untuk rapat di beberapa tempat di kota nanti.
Pengguna Taxiwise bisa memasukkan waktu jemput, lokasi jemput, dan tujuan perjalanan ke dalam database aplikasi ini. Semua supir taksi yang menginstall aplikasi ini pada perangkat mereka bisa menelusuri daftar booking pada hari itu dan memilih bookingan yang mereka suka.
Aplikasi Taxiwise tersedia untuk iOS dan Android.
6. OlaCabs
Mumbai, Delhi, Bangalore, Pune, Chennai, Jaipur, Goa, dan Hyderabad
OlaCabs saat ini mencakup layanan taksi dan mobil pribadi di delapan kota di India. Ada juga Ola Mini untuk taksi yang lebih kecil dan lebih murah, yang sejauh ini hanya beroperasi di Bangalore dan Delhi.
Aplikasi ini sudah memiliki 9.000 kendaraan dalam jaringannya. Semua taksi dan mobil mewah tersebut merupakan milik perusahaan taksi pihak ketiga dan penyedia umum.
7. PingTaxi
Hanoi, Ho Chi Minh City
PingTaxi merupakan pemain lokal Vietnam yang menyaingi kekuatan EasyTaxi. Masalahnya adalah startup ini tidak memiliki cukup dana untuk beriklan untuk memikat pengguna baru atau membayar bonus tunai yang signifikan untuk supir baru agar mau mendaftar.
Ketika terakhir kali kami menulis tentang startup ini pada bulan Oktober tahun lalu, PingTaxi masih berada di tahap yang sangat awal dengan 110 supir di paltformnya dan 3.000 pengguna di aplikasinya.
8. Blue Bird
Jakarta
Aplikasi taksi memang belum begitu populer di Jakarta atau di seluruh Indonesia. Tetapi perusahaan taksi terbesar Indonesia Blue Bird mencoba untuk menjangkau ranah ini dengan membuat aplikasi sendiri.
Aplikasi Blue Bird memungkinkan pengguna biasa mem-booking taksi dan melacak kedatangannya. Perusahaan ini belum membuat layanan web yang terhubung dengan layanan mobil mewahnya Silver Bird, meskipun ini bisa menjadi semacam Uber lokal.
Aplikasi Blue Bird tersedia untuk Android.
9. Didi Dache
Sebagian besar kota di China
China hampir selalu membuat produk lokal sendiri. Di ranah aplikasi taksi, ada dua pemain terbesar di negara ini yakni Didi Dache dan Kuaidi Dache (“da che” berarti naik taksi).
Aplikasi ini dan aplikasi taksi buatan China lainnya bisa digunakan secara gratis. Startup tersebut menghasikan uang dari komisi layanan mobile data yang digunakan supir taksi ketika menggunakan aplikasi ini – biasanya koneksi 3G – perusahaan ini tidak mendapatkan apa-apa dari pengguna biasa.
Didi Dache menerima pendanaan seri C senilai USD100 juta awal tahun ini dimana USD 30 juta dari pendanaan tersebut ditanamkan oleh raksasa web China, Tencent (HKG:0700). Tencent adalah pembuat aplikasi chating populer WeChat.
Hanya beberapa hari setelah investasi tersebut, Tencent menambahkan Didi Dache sebagai salah satu layanan online yang terintegrasi WeChat. Ini memungkinkan pengguna WeChat di kota-kota tertentu untuk menemukan taksi melalui WeChat, mem-booking, dan kemudian bahkan membayar melalui WeChat Payment.
Dengan 396 juta pengguna aktif di WeChat, ini memberikan Didi Dache jangkauan terbesar dalam hal pengguna dibanding aplikasi transportasi lainnya di Asia – bahkan mungkin di dunia. Aplikasi ini telah menjalankan upaya pemasaran yang besar tahun ini, termasuk memberikan hadiah uang tunai bagi pengguna dan supir taksi.
Perusahaan ini telah menghabiskan lebih dari USD 200 juta untuk subsidi tersebut sejauh ini, namun aplikasi ini dan Kuadi Dache telah melewati tahap ini dan mendapat hasilnya. Sebagai hasil dari seluruh pengeluaran dan promosi tersebut, aplikasi ini sekarang melayani lima juta perjalanan per hari.
Selain melalui WeChat, Didi Dache tersedia untuk iOS dan Android (aplikasi sudah tidak tersedia).
10. Kuaidi Dache
Sebagian besar kota di China
Kuaidi Dache mendapat dukungan dari raksasa web China lainnya yakni Alibaba. Ini membuat Kuaidi Dache dan Didi Dache ikut berada dalam persaingan sengit antara Tencent dan Alibaba di ranah mobile commerce.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar