Sebelum bulan Januari 2016, Andrew T. Setiawan merupakan seorang founder yang tengah membangun startup bersama dua orang rekannya, yaitu Tjokro Wimantara dan Jeff Hendrata. Saat itu, mereka bertiga mengalami kesulitan dalam mencari media beriklan yang terjangkau bagi startup kecil seperti mereka.
“Kesulitan tersebut akhirnya justru membuka kesempatan bagi kami untuk membuat sebuah perusahaan baru,” tutur Andrew kepada Tech in Asia. Sekitar akhir Maret 2016, mereka pun mulai membangun sebuah startup yang bergerak di bisnis periklanan dengan nama Karta.
Mengapa memilih motor?
Karta sendiri merupakan layanan yang bisa menghubungkan para perusahaan yang ingin beriklan dengan para pengendara motor yang menginginkan uang tambahan. Para perusahaan tersebut bisa mengirimkan sebuah konten iklan, yang kemudian akan dipasang pada jaket maupun papan yang berada di belakang sepeda motor.
“Para perusahaan tersebut bisa memilih para pengendara motor yang berkendara di lokasi target pasar mereka. Para pengemudi tersebut nantinya akan mendapat kompensasi berdasarkan jarak yang mereka tempuh dengan iklan tersebut,” tutur Tjokro, CFO dan COO dari Karsa.
Untuk menghitung jarak yang ditempuh setiap pengendara motor yang menjadi mitra mereka, Karta memanfaatkan GPS yang ada di smartphone para pengendara tersebut. “Mereka hanya perlu menekan tombol Start dan Finish selama perjalanan,” jelas Tjokro.
Para pengendara motor tersebut bahkan bisa diminta untuk mengerjakan tugas tambahan, seperti membagikan barang secara gratis sepanjang perjalanan. Tentunya hal tersebut bisa dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak.
Telah mendapat pendanaan tahap awal
Untuk membuat jaket bagi pengendara mereka, Karta memesannya dari sebuah vendor di Solo. Sedangkan konten iklan yang mereka terima dari perusahaan pemasang iklan akan dibuat secara terpisah. Iklan tersebut bisa dipasang di bagian belakang jaket, sehingga mereka tidak perlu membuat jaket baru apabila harus mengganti konten iklan.
Meski baru berstatus Beta, Karta telah mendapat investasi tahap awal dengan nominal yang tidak disebutkan dari VIAEight, perusahaan pembuat neon box dan stiker iklan di berbagai tempat, seperti bus TransJakarta, kereta Commuter Line, dan stasiun kereta.
“Kami menggunakan dana segar tersebut untuk mengembangkan sisi operasional dan pemasaran kami,” tutur Tjokro. Karta sendiri kini telah mempunyai tujuh orang karyawan.
Menurut Andrew, investasi dari VIAEight bisa membantu mereka dalam menjangkau pasar, dan berkolaborasi dengan klien-klien besar. Ia juga mempunyai rencana jangka panjang untuk mengembangkan bisnis mereka ke para pengendara mobil.
Menarik untuk ditunggu bagaimana Karta bisa menjadi layanan terdepan di bisnis iklan on demand ini. Di Indonesia sendiri, telah ada beberapa startup yang menghadirkan layanan serupa, seperti Ubiklan dan Klana.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar