Semenjak Palmer Luckey, Founder Oculus, mulai mengembangkan Oculus Rift pada tahun 2010 silam, para penikmat teknologi semakin penasaran dengan fenomena Virtual Reality (VR). Bagi yang mungkin masih asing, VR adalah sebuah teknologi yang membuat penggunanya berinteraksi dengan lingkungan virtual hasil simulasi komputer. Lingkungan ini bisa saja tiruan dari dunia nyata atau hasil kreativitas para pengembangnya.
Salah satu produsen smartphone terkemuka di dunia, Samsung, bekerja sama dengan Oculus dalam mengembangkan headset VR yang mereka namakan Samsung Gear VR. Dibanderol dengan harga Rp1,5 juta, mampukah Samsung Gear VR menawarkan pengalaman virtual yang menyenangkan?
Desain sederhana yang solid
Sebelum mengintip apa yang bisa dilakukan oleh Samsung Gear VR, saya ingin mengulas terlebih dahulu bentuk fisik dari teknologi perangkat wearable ini. Gear VR terlihat elegan sekaligus kasual dengan gabungan warna hitam dan putih. Desainnya pun terkesan sederhana namun masih terasa solid.
Untuk aksesibilitas, Samsung dan Oculus telah menyematkan beberapa tombol untuk melakukan navigasi di dalam Gear VR. Tombol ini mungkin akan membuatmu sedikit kebingungan akan posisi dan bagaimana cara menggunakannya. Akan tetapi jangan khawatir, kamu akan mahir mengoperasikannya setelah beberapa waktu.
Di samping kanan, kamu akan melihat tombol navigasi yang berwujud touch pad, tombol back berwarna putih yang sedikit sulit terlihat, serta tombol untuk mengatur volume suara. Di bagian atas juga terdapat touch pad yang difungsikan layaknya tombol scroll, untuk mengatur jarak antara smartphone dengan mata. Tujuannya supaya kamu dapat melihat tampilan layar dengan jelas, terlepas matamu minus atau plus.
Gear VR juga dilengkapi dengan strap karet yang kuat dan mampu menyesuaikan dengan bentuk kepala. Strap ini juga dapat dilepas dengan mudah. Selain itu, di sisi bagian dalam perangkat ini terdapat bantalan empuk yang seharusnya membuat wajahmu selalu nyaman ketika menggunakannya. Sayangnya jahitan dari bantalan ini tidak seratus persen rapi dan lembut, sehingga terkadang membuat dahi saya sedikit gatal.
Ketika penutup depan Gear VR dibuka, kamu akan mendapati konektor Micro USB untuk meletakkan dan mengunci smartphone. Ini membuat smartphone aman dari segala guncangan atau gerakan yang ditimbulkan dari kepalamu karena terlalu bersemangat. Namun, tidak semua smartphone bisa digunakan dengan headset VR ini.
Lebih tepatnya, kamu hanya bisa merasakan pengalaman VR dengan Samsung Galaxy Note 5, Galaxy S6, Galaxy S6 Edge, Galaxy S6 Edge+, Galaxy S7, dan Galaxy S7 Edge. Ketika smartphone telah dipasang pada Gear VR, kamu akan dibawa ke tampilan aplikasi Oculus Home.
Penampilan menarik dari Oculus Home
Aplikasi Oculus Home berfungsi sebagai antarmuka untuk menikmati berbagai konten realitas maya dengan Gear VR. Tampilan Oculus Home cukup menarik.
Samsung dan Oculus mendesain antarmukanya sedemikian rupa layaknya suasana di dalam rumah mewah minimalis. Di bagian Home, kamu bisa menemukan Store untuk membeli lalu mengunduh aplikasi serta game. Terdapat juga Library yang menampung hasil unduhan tersebut.
Navigasinya juga mudah. Untuk memilih, kamu hanya perlu “melihat” menu, aplikasi, atau game yang ingin kamu jalankan, kemudian mengetuk tombol tengah pada navigasi touch pad. Jika kamu ingin kembali ke menu sebelumnya, cukup tekan tombol back yang berada di sebelah atas navigasi touch pad.
Sayangnya, saya merasa cukup kesulitan dalam memilih aplikasi dan game yang ingin saya coba. Alasannya karena Oculus Home tidak membedakan aplikasi dan game gratis dengan yang berbayar. Selain itu, aplikasi ini juga tidak memberikan opsi untuk mengurutkan aplikasi berdasarkan jumlah unduhan atau nilai ulasan.
Puluhan aplikasi dan game yang kebanyakan berbayar
Lalu, bagaimana dengan aplikasi dan game yang tersedia di Store? Oculus dan Samsung sudah menyediakan beragam konten yang bisa kamu coba. Meskipun kebanyakan adalah aplikasi dan game berbayar, namun terdapat beberapa konten menarik yang bisa kamu mainkan secara cuma-cuma.
Salah satu game gratis yang sempat saya coba adalah Temple Run VR. Seperti yang bisa kamu lihat dari namanya, game ini adalah Temple Run yang dimodifikasi sehingga cocok dimainkan menggunakan headset VR.
Meskipun tidak memiliki banyak fitur seperti power up, abilities, dan pilihan karakter lainnya, namun kamu dapat merasakan pengalaman unik bermain Temple Run secara 360 derajat. Namun, kamu yang mudah mengalami motion sickness harus berhati-hati karena game ini dapat menyebabkan pusing dan mual.
Selain itu, saya juga mencoba sebuah game memancing berjudul Bait!. Berbeda dengan Temple Run VR, game ini lebih menawarkan suasana kasual dan cocok untuk menemanimu bersantai. Apalagi ditambah dengan gaya grafis menggemaskan dan audio yang menenangkan, kamu bisa larut berlama-lama dalam permainan ini.
Namun supaya dapat menikmati beberapa game yang ditawarkan oleh Store secara maksimal, kamu memerlukan sebuah gamepad sebagai pendamping bermain. Selain memudahkanmu mengontrol pergerakan dalam permainan, beberapa game yang tersedia juga mengharuskanmu menggunakan gamepad untuk memainkannya.
Kebanyakan aplikasi yang ditawarkan dari Store adalah kurang lebih untuk membantumu memilih dan menonton video, atau melihat-lihat pemandangan secara 360 derajat. Oh iya, ketika artikel ini ditulis, saya tidak menemukan aplikasi YouTube di Store. Sebagai alternatif, kamu bisa menggunakan aplikasi Oculus Video atau Vrideo.
Apabila kamu masih bersikeras ingin menonton video dari YouTube, kamu dapat menggunakan browser Samsung Internet, dan mengunjungi situsnya dari situ.
Penggunaan browser dalam VR cukup tricky, karena kamu tidak memiliki keleluasaan melakukan pencarian seperti yang biasa dilakukan pada smartphone pada umumnya. Kamu hanya diberikan dua opsi, yaitu menggunakan speech recognition atau keyboard virtual.
Menjelajah dunia Virtual di mana saja
Samsung Gear VR adalah sebuah perangkat hiburan alternatif untuk melepaskan penat dan sejenak “kabur” dari kesibukan sehari-hari. Aplikasi dan game menarik yang ditawarkan oleh Gear VR mampu membuatmu merasakan pengalaman menyelami dunia virtual dengan baik.
Bodi Gear VR yang solid, strap yang fleksibel dan kuat, serta bantalan empuk untuk daerah kening dan mata akan memberikanmu kepuasan tersendiri ketika menggunakannya. Sayangnya, saya merasa navigasi touch pad yang disediakan oleh perangkat ini kurang intuitif. Beberapa kali Gear VR memberikan feedback navigasi yang tidak saya inginkan.
Jika dibandingkan dengan Oculus Rift, jelas Gear VR masih harus menjadi “anak bawang” dengan terbatasnya konten, fitur, dan spesifikasi yang dimiliki. Namun satu hal yang membuat Gear VR unggul adalah mobilitas (ya, kamu bisa memasukkan Gear VR ini ke dalam tas dan menyelami dunia virtual di mana saja) dan harga.
Selain Gear VR, alternatif lainnya adalah produk buatan salah satu startup asal Bandung, Octagon Studio, yaitu Octagon VR Luna. Selain tidak mengharuskan pemakainya menggunakan smartphone Samsung terbaru (rentang 4 – 6 inci), harganya pun jauh lebih terjangkau, yaitu Rp175.000.
Dengan harga Rp1,5 juta, Gear VR dapat menjadi pilihan “murah” sebagai perangkat hiburan individu atau keluarga. Namun, perlu diingat bahwa kamu harus memiliki smartphone Samsung terbaru (minimal Galaxy Note 5 atau S6) untuk bisa mengoperasikan Gear VR. Jika kamu tidak memiliki smartphone yang dimaksud, well , tetap saja kamu perlu mengeluarkan biaya banyak untuk menikmati dunia virtual.
(Diedit oleh Fadly Yanuar Iriansyah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar